Penjudi Profesional “Lord Lester” Dipenjara karena Penipuan Perusahaan Kapal Pesiar
R.L. menipu korban dengan janji perjalanan kapal pesiar murah, tetapi malah menghabiskan uang mereka di kasino Las Vegas.
R.L., yang dikenal sebagai “Lord Lester”, dihukum karena perdagangan curang dan menyembunyikan properti hasil kejahatan setelah menjalani persidangan selama sembilan minggu di Pengadilan Chelmsford Crown.
Pengadilan Menjatuhkan Vonis terhadap “Lord Lester”
R.L., seorang penjudi profesional asal Luton, Inggris, baru-baru ini dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena menipu hampir 200 orang dengan liburan kapal pesiar palsu.
Pria yang sering menyebut dirinya “Lord Lester”, serta menggunakan berbagai alias lainnya, berhasil meraup sekitar £400.000 (sekitar $500.000) dari para korban.
Lester menggunakan skema Ponzi dengan mendirikan perusahaan yang menawarkan “cruise miles” palsu. Para korbannya berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Prancis, Jerman, Australia, Kanada, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Banyak dari mereka baru menyadari telah ditipu setelah tiba di pelabuhan dan ditolak oleh operator kapal pesiar.
Lester diduga dengan sengaja menggunakan syarat dan ketentuan yang rumit dalam kontraknya. Ia juga memanipulasi korban, membuat mereka percaya bahwa kesalahan ada pada diri mereka sendiri.
Menurut Hakim Alexander Mills, Lester menjalani kehidupan mewah di Las Vegas, berjudi dan bermain di turnamen poker, sementara para korban kehilangan uang mereka. Hakim menyebut aksi Lester sebagai “penipuan yang terencana dengan baik dan kompleks, yang dilakukan dalam jangka waktu panjang dengan kesadaran penuh”.
Korban-korbannya sering kali tergiur dengan janji perjalanan murah ke destinasi eksotis. Investor awal yang berhasil berangkat memberikan ulasan positif di forum online, yang mendorong lebih banyak orang untuk bergabung.
Salah satu korban, Kim Berthen dari Australia, kehilangan sekitar $8.300 untuk perjalanan peringatan ulang tahun pernikahannya yang ke-30 bersama suaminya. Ia mengaku marah dan depresi karena telah mempercayai perusahaan Lester.
Korban lainnya, Elizabeth Erskine dari New South Wales, menggambarkan pengalaman traumatis yang membuatnya merasa hidupnya “hancur berantakan” setelah menyadari bahwa dirinya telah ditipu.
Polisi Beri Pernyataan Resmi
Kasus ini mengakhiri penyelidikan bertahun-tahun terhadap Lester.
Sebelumnya, Biro Intelijen Penipuan Nasional menerima 324 laporan dari korban.
Menurut Kepolisian Essex, Konstabel Leanne Smith telah menyelidiki Cruisemiles (perusahaan Lester) sejak tahun 2014. Ia menyatakan bahwa penyelidikan ini sangat besar dan kompleks, dengan pihak kepolisian mengumpulkan puluhan kesaksian dari korban.
Smith menambahkan bahwa banyak perusahaan kapal pesiar yang seharusnya digunakan oleh korban tidak memiliki catatan pemesanan atas nama mereka.
Uang yang diterima Lester digunakan untuk gaya hidup mewah, yang bahkan ia pamerkan kepada korban-korbannya.
Meskipun ia mencoba menyembunyikan jejaknya, penyelidikan mengungkap bahwa ia menggunakan banyak rekening bank untuk mengalihkan dana korban, tetapi semuanya akhirnya terlacak kembali ke dirinya.